FOTOGRAFI ?
Mungkin kalian masih banyak
yang bingung mengenai apa itu Fotografi? baik lah silahkan baca dan pelajari
artikel berikut.
Kata Fotografi diambil dari
Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang bararti
gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan
menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses
atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam
pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat
paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar
dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik
dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Pada umumnya semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera, dan
kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia.
Seperti halnya mata, kamera memiliki lensa, dan mengambil pantulan cahaya
terhadap suatu objek dan menjadi sebuah image.
Tetapi, sebuah kamera dapat merekam sebuah image ke dalam sebuah
film dan hasilnya tidak
hanya bisa dibuat permanen tetapi dapat pula diperbanyak, dan diperlihatkan
kepada orang lain. Sedangkan mata, hanya dapat merekam image kedalam memori
otak dan tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.
Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk
menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat
ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut
dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.
Sejarah awal Fotografi menurut Evin | Global
Tahukah Anda bahwa prinsip dasar fotografi mulai diamati oleh filsuf Yunani yang terkenal, Aristoteles (384 SM-322 SM). Ia
mengamati bahwa bayangan yang menembus sebuah celah kecil ke dinding akan
memunculkan citra terbaliK.
Namun prinsip dasar yang ditemukannya tidak
dikembangkan sampai akhirnya pada abad ke-15, dunia seni lukis memperkenalkan
konsep obscura. Ini merupakan pengembangan dari temuan seorang Mesir bernama
Abu Ali Al-Hasan pada abad ke-11. Alat ini berupa kamar gelap yang diberi
lubang di satu sisinya. Lalu perupa akan membuat lukisan dari citra yang
terproyeksi di atas kertas.
Lalu dari prinsip obscura yang menerapkan asas
yang sama dengan gejala yang pernah diamati Aristoteles, dikembangkan alat yang
bisa menangkap citra cahaya dalam media yang peka cahaya. Media peka cahaya ini
mengalami perkembangan pesat pada abad ke-19 yang dikembangkan oleh banyak ahli
kimia, penemu dan ahli fisika. Sejak itu, fotografi mengalami perkembangan pula. Sampai akhirnya
George Eastman menciptakan kamera praktis pertama yang diproduksi massal (4 September 1888 ). Kamera
ini memuat rol film yang bisa diproses menjadi foto dengan kamera kecil yang
ringkas dan mudah dioperasikan yang disebut kamera Kodak.
Sejak abad ke-20, perkembangan kamera
berlanjut semakin pesat, hingga muncullah generasi kamera yang kini kita kenal
dari kamera analog sampai kamera digital.
Rangkaian kerja fotografi.
Rangkaian kerja fotografi.
Hobiis fotografi tentunya bisa membedakan rangkaian
kerja dalam fotografi.
Walau awam dan pemula sering menyalahtafsirkan, namun predikat fotografer
sesungguhnya lebih tepat disandang oleh mereka yang sudah pernah melalui
seluruh rangkaian kerja dalam fotografi. Sementara yang hanya menekuni satu
bidang kerja seperti memotret saja tentunya lebih tepat disebut sebagai
pemotret (jurufoto).
Rangkaian dalam fotografi meliputi memotret, memproses film,
mengolah citra dan mencetak foto. Maka seorang fotografer dituntut untuk
memahami asas dan prinsip kerja kamera serta mengoperasikannya, lalu ia juga
memahami bagaimana memproses film, mengolah gambar menjadi lebih sempurna
sampai mencetak foto dalam lembaran media tertentu.
Seluruh rangkaian kerja dalam fotografi ini tak jauh berbeda dengan rangkaian
kerja seorang pelukis yang mempersiapkan tema, menyiapkan media lukisan,
membuat sket, mencampur warna sampai akhirnya proses pengecatan hingga gambar
selesai dibuat.
SEJARAH
fotografi MENURUT ARBAIN RAMBEY
FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita
membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita
membicarakan masalah gambar dua dimensi yang silkan dari peran cahaya, sejarah
fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya
"fotografi" sudah tercatat sebelum Masehi.
DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan
University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5
sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala.
Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam
ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat
lubang tadi.
Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham
menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.
Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.
Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.
Demikianlah,
fotografi lalu tercatat dimulai
resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang
dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang
gencar-gencarnya.
Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada
tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah
terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata
sudah bisa dibuat permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre,
sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan
dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya
dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau
diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.
Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.
Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang
peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah
menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam
sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan
di University of Texas di Austin, AS.
Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa
buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa
jam sampai tercipta imaji.
Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan
kamera obscura bisa sampai tiga hari.
Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan
itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan
temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah
matahari dan graphos adalah menulis.
Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja
sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh
dunia.
FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata
heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata
cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah
aliran tersendiri dalam fotografi.
Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna
dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan
pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu
mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan
rontgen.
Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat
(blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun
1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa
menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang
cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto
dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar
saja.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
KEMAJUAN teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau
dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu
tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang
sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia
jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar
mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang
memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877 . Gambar berita pertama
dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.
Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak
Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat
tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi
banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land,
umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga
sudah nyaris langsung jadi.
Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya
Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya